Bibit Tanaman Mangga Kiojay
SyafanaTani
Belajar Cara Menanam Tanaman Buah dalam Pot
Sabtu, 13 Maret 2021
Selasa, 14 Juli 2020
Belajar Membuat Tabulampot
Jenis-jenis tabulampot
Hampir semua jenis tanaman buah bisa tumbuh dalam bentuk tabulampot. Tapi tidak semua tabulampot bisa menghasilkan buah. Karena meskioun bisa tumbuh subur, jenis-jenis tanaman tertentu belum bisa berbuah dalam lingkungan tabulampot.
Terdapat beberapa jenis tanaman buah yang lazim dijadikan tabulampot. Tingkat keberhasilan berbuahnya dikategorikan mudah, sulit dan belum berhasil. Beberapa tanaman dengan kategori mudah berbuah diantaranya jeruk, belimbing, sawo, mangga, jambu biji dan jambu air. Tanaman yang sulit berbuah antara lain rambutan, lengkeng, manggis, duku dan jambu bol. Sedangkan tanaman alpukat dan durian masih belum berhasil berbuah optimal dalam lingkungan tabulampot.
Menyiapkan bibit tabulampot
Tingkat keberhasilan tabulampot sangat ditentukan oleh bibit tanaman. Oleh karena itu pilihlah bibit yang kita tahu persis sifat-sifatnya. Bebas dari hama dan penyakit tanaman. Untuk memastikannya biasanya bibit tersebut telah memiliki sertifikat dari komunitas atau lembaga terpercaya.
Menyiapkan media tanam
Media tanam yang sering digunakan para pehobi antara lain campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1. Bisa juga campuran tanah, pupuk kambing dan sekam padi dengan komposisi 1:1:1. Untuk menekan biaya, gunakan bahan baku yang banyak ditemui di lingkungan sekitar.
Tanah dan material organik di daerah tropis biasanya memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi. Bila bahan-bahan media tanam tersebut terlalu asam campurkan kapur pertanian atau dolomit ke dalamnya.
Wadah tabulampot yang baik harus memiliki kaki atau alas yang memisahkan dasar pot dengan tanah. Hal ini penting untuk aliran drainase dan memudahkan pengawasan agar akar tanaman tidak menembus tanah.
Penanaman bibit tanaman
Berikut ini langkah-langkah untuk menanam bibit tanaman ke dalam wadah tabulampot:
- Siapkan bahan-bahan media tanam, kemudian ayak dan buang kerikil-kerikil yang ada didalamnya. Campurkan bahan-bahan itu hingga merata.
- Siapkan pot dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran tanaman. Sebaiknya dimulai dari ukuran pot yang kecil. Sehingga apabila tanaman semakin besar pot bisa diganti, sekaligus sebagai penanda untuk meremajakan media tanam.
- Letakkan pecahan genteng pada dasar pot, satu lapis saja. Kemudian letakkan juga satu lapis ijuk atau sabut kelapa.
- Kemudian isi dengan media tanam yang sudah disiapkan hingga setengah tinggi pot.
- Untuk mengurangi penguapan, pangkas sebagian daun atau batang bibit tanaman. Kemudian buka polybag bibit tanaman, letakkan tepat ditengah-tengah pot. Timbun dengan media tanam hingga pangkal batang.
- Padatkan media tanam di sekitar pangkal batang, pastikan tanaman sudah kuat tertopang. Siram dengan air untuk mempertahankan kelembaban.
- Simpan tabulampot di tempat yang agak teduh untuk beradaptasi. Siram setiap pagi atau sore hari. Setelah satu minggu, letakkan tabulampot di tempat terbuka.
Perawatan tabulampot
a. Penyiraman
Tabulampot yang telah jadi harus di letakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari sepenuhnya. Pada musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari, bisa pagi atau sore hari. Pada musim hujan penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam terlihat kering. Penyiraman menggunakan selang air atau gembor.
b. Pemangkasan
Setidaknya terdapat tiga tujuan pemangkasan tabulampot yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk tajuk baru dan mengatur postur tanaman agar sinar matahari bisa menembus semua bagian tanaman. Selain dua fungsi itu, pemangkasan bentuk juga terkait dengan estetika.
Salah satu teori umum dalam memangkas bentuk tabulampot adalah 1-3-9. Artinya, dalam setiap 1 batang primer terdapat maksimum 3 batang sekunder dan dalam 1 batang sekunder maksimum terdapat 3 batang tersier. Batang yang dipilih untuk dibiarkan tumbuh adalah yang sehat dan kuat, sekaligus juga memiliki unsur estetika pada tanaman.
Pemangkasan produksi berkaitan dengan fungsi produksi tanaman. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas air untuk merangsang pembungaan. Selain itu, pemangkasan dilakukan terhadap batang yang terlihat berpenyakit.
Terakhir pemangkasan peremajaan, dilakukan terhadap tanaman yang telah tua. Pada tabulampot yang sudah tua biasanya dilakukan penggantian media tanam dan pot (repotting). Pada fase ini, beberapa cabang perlu dipangkas. Bahkan pada kasus-kasus tertentu hanya menyisakan batang primer saja.
c. Pemupukan
Media tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas. Oleh karena itu pemupukan menjadi hal yang sangat vital. Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali.
Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk organik. Jenisnya bisa kompos, pupuk kandang atau pupuk organik cair. Meskipun kandungan haranya tidak seakurat pupuk kimia, pupuk organik memiliki unsur hara yang lebih lengkap. Selain itu penambahan bahan-bahan organik akan merangsang aktivitas biologi dalam media tanam.
Pupuk kimia diperlukan pada saat-saat tertentu saja. Misalnya pada saat pembungaan dan pembuahan dimana tanaman memerlukan unsur-unsur hara makro seperti P dan K dalam jumlah banyak. Dan beberapa unsur mikro seperti Ca, Mn, Fe, dll. Dalam pupuk kimia unsur-unsur tersebut bisa dipastikan takarannya.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada tabulampot sebaiknya dilakukan sejak dini, yakni sejak memilih bibit. Bibit unggul biasanya memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu. Belilah bibit dari sumber yang terpercaya dan memiliki sertifikat bibit.
Pencegahan serangan hama dan penyakit juga bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan media tanam dan kebun. Gulma dan semak belukar disekitar kebun bisa menjadi sumber hama dan penyakit.
Bila tabulampot sudah kadung terserang hama atau penyakit, langkah pertama bisa diberantas secara manual. Misalnya dengan memungut ulat yang menyerang atau memangkas dahan yang terkena penyakit.
Pada saat tabulampot berbuah, lindungi buah dengan plastik atau jaring pelindung. Atau juga bisa dengan memasang perangkap hama, seperti penggunaan hormon feromon untuk memerangkap lalat buah.
Penyemprotan tabulampot dengan pestisida menjadi dilema. Biasanya tabulampot ditanam di pekarangan yang dekat dengan pemukiman. Pestisida kimia tentunya akan sangat berbahaya dan mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, gunakan selalu pestisida organik. Silahkan baca tentang pestisida organik.
Apabila sangat terpaksa, penyemprotan dengan pestisida kimia bisa dilakukan. Lakukan dengan hati-hati, baca aturan dan dosis pakainya secara seksama. Penyemprotan hendaknya dilakukan secara terbatas.
e. Pergantian media dan pot
Tabulampot yang telah mencapai ukuran tertentu perlu dipindahkan. Ruang tabulampot harus cukup untuk menopang ruang gerak tanaman. Pemindahan dilakukan sekaligus dengan pergantian media tanam.
Pergantian media tanam dalam tabulampot tidak hanya berfungsi memindahkan tanaman pada pot yang lebih besar saja. Perlu juga dilakukan pemangkasan peremajaan. Misalnya, pemangkasan akar tanaman. Akar tanaman yang terus tumbuh akan membuat media tanam menjadi padat.
Akar yang panjangnya lebih dari 25 cm harus dipangkas. Kepadatan akar juga harus dikurangi. Bersamaan dengan pemangkasan akar, daun dan batang juga dipangkas untuk mengurangi penguapan.
Senin, 13 Juli 2020
Mengenal Penyebab Kekuningan Daun Tanaman
Serangan Hama
Tanda serangan hama bisa dilihat pada sekitar daun terdapat hama yang berkumpul, seperti kutu daun, thrips, tungau. Hama tersebut merupakan vektor virus kuning yang biasanya menyerang tanaman cabai, tomat, terong, kacang panjang. Gejala kuning pada daun berupa bercak kuning dan terkadang ditandai perubahan bentuk daun. Cara mengatasi serangan hama bisa dengan penyemprotan insektisida yang tepat.
Kelebihan Pengairan
Tanda tanaman kelebihan air adalah daun menjadi kuning dan layu. Masalah ini dapat diatasi dengan memperbaiki saluran drainage atau saluran pengeluaran air. Umumnya gejala kelebihan air terjadi pada musim hujan. Untuk antisipasi pada musim hujan, bedengan dapat ditinggikan sehingga dapat menghindari genangan air.
Untuk media pembibitan yang terlihat terlalu basah bisa diatasi dengan pemindahan ke media yang lebih kering atau dengan penambahan pasir ke media.
Kekurangan Air
Sama halnya dengan kelebihan air, kekurangan air juga dapat menyebabkan tanaman layu, daun terlihat kering, lama-kelamaan menguning dan jika terdisentuh seperti kaku. Untuk mengatasi tanaman perlu mendapat penyiraman secara berkala dan menjaga kelembaban media. Tanah dengan kadar organik yang cukup mampu menahan air lebih baik daripada tanah dengan kandungan yang minim bahan organik.
Kekurangan Cahaya Matahari
Tanda tanaman kekurangan cahaya itu daun terlihat pucat dan lemah. Bentuk tanaman kurang proporsional dengan batang lebih panjang dibanding batang normal umumnya (etiolasi).
Kekurangan cahaya umumnya terjadi pada fase pembibitan, yaitu ketika tanaman diberi naungan untuk melindungi hujan dan cahaya berlebih. Namun jika bibit yang tertutup dan tidak mendapat cahaya matahari yang cukup akan menyebabkan tanaman menjadi lemah dan terlihat pucat.
Kekurangan Zat Hara
Kekurangan unsur hara mempunyai ciri berbeda, tergantung dari jenis unsur hara tersebut, seperti berikut ini :
Kekurangan Kalium
Bagian ujung daun dan tepi daun berubah menjadi kuning. Untuk mengatasinya bisa dengan menambahkan pupuk Kalium (KNO3) atau dengan kompos yang berbahan baku sayur atau buah-buahan.
Kekurangan Nitrogen
Bagian tepi daun, ujung dan bagian tulang daun menjadi kuning, sedangkan bagian lainnya tetap hijau. Untuk mengatasinya bisa menggunakan pupuk nitrogen (UREA, ZA) atau dengan pupuk organik
Kekurangan Calsium
Daun berubah bentuk menjadi abnormal.
Kekurangan Zinc
Daun menunjukan tanda perubahan warna lebih cerah diantara tulang daun.
Kekurangan Besi
Daun menjadi kuning, ukuran kecil namun tulang daun hijau.
Kekurangan Magnesium
Tanda kekurangan magnesium terlihat garis putih di sepanjang tulang daun.
Jumat, 19 Juni 2020
Trik Tanam Terong Ungu Berbuah Lebat
- Kondisi benih bersih dan mengkilat
- Benih sudah melewati proses istirahat yang cukup
- Kadar air yang terkandung dalam benih tergolong cukup
- Ukuran, bentu, dan warna benih seragam dan tidak berbeda-beda
- Benih tidak kotor dan tercampur dengan benih yang berkualitas buruk (cacat, kosong, atau benih tanaman lain)
- Memiliki daya kecambah atau daya untuk tumbuh yang cepat, sekitar 80%
- Tanah dengan kondisi gembur dan kaya zat organik
- Padi sekam
- Pot atau polybag yang berukuran sedang atau besar, serta sudah diberi lubang di bagian bawah
- Cetok
- Air secukupnya untuk menyiram benih
- Rendamlah benih terong ungu ke dalam air hangat-hangat kuku selama kurang lebih 15 menit.
- Sambil menunggu, campurkanlah tanah dan padi sekam, dan aduk rata dengan cetok.
- Masukkanlah campuran tanah dan padi sekam dengan perbandingan 1:1 ke dalam pot atau polybag.
- Buatlah lubang-lubang tipis dengan jarak minimal 1 cm.
- Letakkan benih terong ungu pada lubang-lubang yang telah dibuat.
- Tutuplah benih dengan sisa campuran tanah dan padi sekam dengan takaran yang cukup.
- Padatkan tanah dengan menepuk-nepuk secara perlahan.
- Siram atau percikkan bibit dengan air secukupnya secara lembut. Lakukan secara teratur pada pagi dan sore hari.
- Letakkan di tempat yang terkena sinar matahari yang cukup.
- Tunggulah sampai bibit terong ungu berkecambah. Biasanya perlu menunggu sekitar satu bulan.
- Siapkan beberapa polybag atau pot yang sudah diberi lubang di bagian bawah. Sesuaikan dengan jumlah bibit yang Anda miliki.
- Campurlah media tanah dengan pupuk kandang dan sekam.
- Masukkan campuran tersebut ke dalam pot atau polybag yang telah disediakan.
- Buatlah lubang di bagian tenganya sedalam kurang lebih 5 cm.
- Angkat bibit terong ungu yang sudah berkecambah secara perlahan dari media semai.
- Tanam bibit di lubang yang telah dibuat.
- Padatkan tanah dengan menepuk secara perlahan.
- Siramlah dengan air secukupnya dengan teratur, yaitu pada pagi dan sore hari.
- Siramlah tanaman terong ungu dengan teratur, yaitu dua kali sehari setiap pagi dan sore hari.
- Lakukanlah pemupukan susulan. Pilihlah pupuk organic, hindari pemberian pupuk kimia.
- Periksalah daun-daun terong ungu. Jika ada yang terserang penyakit, segeralah untuk dipetik atau dibuang.
- Cabutlah gulma-gulma yang berkeliaran di sekitar tanaman terong ungu. Untuk Anda yang menanam terong ungu langsung di lahan atau tanah (bukan di pot atau polybag), kecenderungan tumbuhnya gulma akan lebih tinggi, sehingga diperlukan kegiatan penyiangan secara berkala.
- Pasang dan ikatkan bambu pada tanaman. Bambu berfungsi sebagai penyangga tanaman terong ungu.
- Pilihlah waktu panen yang tepat, yaitu pada pagi hari atau sore hari.
- Petiklah terong ungu dengan menggunakan tangan. Anda dapat menggunakan sejenis alat potong tajam, seperti gunting atau pisau sebagai alternatifnya.
- Petiklah terong hingga tangkainya.
- Anda dapat memanen terong ungu pada tumbuhan yang sama selama tiga hingga tujuh hari sekali.
Syarat Tumbuh Terong Ungu
- Iklim tropis dengan cuaca panas
- Jenis tanah lempung berpasir dengan kondisi kaya zat organic
- Kondisi tanah gembur dan mampu meneruskan air agar tidak menggenang
- PH tanah 6,8 sampai 7,3
- Cocok tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi yang mencapai ketinggian sekitar 1200 mdpl
- Suhu udara berkisar antara 22 sampai 30 derajat Celcius
- Area terbuka yang cukup terkena sinar matahari
Cara Budidaya Terong Ungu di Pot atau Polybag
- Siapkan bibit terong yang sudah berkecambah dan memiliki 4 helai daun
- Siapkan pot atau polybag
- Masukkan campuran tanah, pupuk kandang, dan padi sekam ke dalam pot atau polybag
- Buatlah lubang sedalam 5 cm
- Angkat bibit terong ungu secara perlahan. Pastikan agar akar terong ungu ikut terangkat dan tidak tertinggal di pot atau polybag.
- Tanamlah bibit pada lubang yang telah disediakan.
- Tutupi dengan campuran tanah yang tersisa.
- Padatkan dengan menepuk secara perlahan.
- Siramlah dengan air secukupnya.